banner 728x250

RBC UMM Kaji Pemikiran dan Keteladanan Malik Fadjar

Foto: Dr. Nazaruddin Malik, M.Si (Putra A. Malik Fadjar) pada Agenda Tadarus Pemikiran A. Malik Fadjar.
banner 120x600
banner 468x60

MALANG – Ibarat bahan bakar dalam sebuah kendaraan, begitulah pentingnya literasi dalam membentuk paradigma humanis, damai, dan luwes.

Inilah gagasan utama yang mencuat dalam Tadarus Pemikiran A. Malik Fadjar yang diselenggarakan oleh Rumah Baca Cerdas (RBC) Universitas Muhammadiyah Malang, Rabu (20/4) lalu.

banner 336x280

Membuka jalannya diskusi, Dr. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Wakil Rektor II UMM menjelaskan bahwa pemikiran Malik fadjar, Menteri Pendidikan RI periode 2001-2004 berangkat dari imajinasi yang kuat tentang buku dan perpustakaan.

Kehidupan Malik selalu dekat dengan buku. Bahkan, dalam banyak kesempatan, kedekatan Malik dengan berbagai macam referensi, menjadikannya sebagai salah satu sosok pemikir unggul yang memiliki visi jauh melampaui zaman.

Menurut Nazar, apa yang dilakukan Malik terkait perpustakaan semakin relevan untuk hari-hari ini. Sebut saja fenomena lunturnya ruh literasi masyarakat yang berakibat pada jebakan hoaks dan ekstrimisme.

READ  KKP Gaungkan Solusi Pengembangan SDM, Krisis Pangan Hingga Iklim Global

Tentu, perpustakaan sebagai wadah literasi adalah lokus alternatif untuk mewujudkan lahirnya pemikiran-pemikiran humanis yang luwes dan santun. Tidak pula gumunan dan ekstrem.

Maka itu, Tadarus Pemikiran Islam A. Malik Fadjar yang diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur tersebut, dimaksudkan untuk menggali percikan-percikan pemikiran Malik. Utamanya pemikiran yang selalu mengandung kesegaran dan keteladanan yang bersimpul pada satu kata kunci, yakni literasi.

Sebagai tokoh pendidikan yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Malik Fadjar juga selalu melahirkan terobosan-terobosan yang tidak hanya segar, tetapi juga humanis.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Rektor I Kampus Putih Prof. Syamsul Arifin. Menurutnya, Malik senantiasa memaparkan gagasan-gagasan yang fokus pada masa depan. 

READ  Kepala BNPT Terpesona Keindahan Kabupaten Malang

“Pak Malik adalah inspiring teacher dan living curriculum yang pemikirannya tidak hanya transformatif, tapi jauh cenderung futuristik, berorientasi masa depan,” ujarnya. 

Lebih lanjut, kekuatan gagasan Malik jauh terlihat unsur futuristiknya, meskipun sisi-sisi transformatifnya juga terlihat. Dalam hal ini, pergumulan kekuatan literasi dan aktivisme Malik, mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran baru khususnya dalam dunia pendidikan.

Hal ini terlihat dari bagaimana Pak Malik mampu mengembangkan UMM menjadi salah satu kampus swasta terbaik di Indonesia. 

Hal senada juga disampaikan oleh Pradana Boy ZTF, Wakil Dekan I Fakultas Agama Islam UMM. Percikan pemikiran Islam Malik bisa dilihat melalui tiga sumbu utama, yakni Islam sebagai ilmu, pemahaman Islam yang terbuka dan proporsional, dan Islam yang melampaui formalisme. 

READ  Peringati Hari Keanekaragaman Hayati, BBKSDA Lepasliarkan 38 Satwa Endemik Papua

Pemikiran Islam sebagai ilmu yang terinspirasi oleh Kuntowijoyo itu tentu terdorong oleh kekuatan semangat membaca Malik yang kemudian ditelurkan ke dalam gagasan yang kontekstual.

Wujud paling nyata dari semangat itu bisa dinilai dari upaya Malik memperkenalkan wacana membangun ‘keilmuan dan keislaman’ saat ia menjabat sebagai rektor Kampus Putih serta Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dalam pemikiran Malik, Islam tidak hanya bertumpu pada hal-hal yang berkutat pada ibadah semata, melainkan juga inspirasi pembangunan peradaban. Dalam hal ini, Malik Malik berusaha membawa Islam melampaui sekat-sekat formalisme.

“Misalnya, ketika Pak Malik berbicara tentang arabisme, ada semacam bias antara keislaman dan kearaban,” terang Boy.

https://www.instagram.com/p/Cc46BUspltz/?igshid=YmMyMTA2M2Y=