banner 728x250

RBC UMM Jawab Rentetan Tantangan Indonesia

Wakil Rektor II UMM, Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. (Foto: Humas UMM)
banner 120x600
banner 468x60

MALANG – Rumah Baca Cerdas (RBC) Institute Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mengadakan diskusi kebangsaan. Kali ini agenda tersebut dilakukan dalam rangka untuk membaca dan menjawab tantangan Indonesia pada masa kini dan yang akan datang. Adapun agenda ini dilangsungkan pada Rabu (25/5) lalu dengan menghadirkan sederet pembicara.

Mengawali materi, Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. mengatakan bahwa kini Indonesia sedang mengalami beragam problematika yang cukup pelik dan kompleks. Tidak hanya berkutat pada ekonomi saja, tapi juga di aspek pendidikan, sosial, kesehatan dan lainnya. Apalagi semakin memudarnya nilai-nilai luhur bangsa di era industri 4.0.

banner 336x280

Menurutnya, salah satu kekurangan utama di era ini adalah hilangnya kepedulian akan nilai. Kemudian juga mentalitas yang kurang memadai serta sisi humanitas yang semakin ke sini semakin menipis. Selain memberikan hal positif, revolusi industri nyatanya tidak hanya memberikan kemajuan yang pesat, tapi juga ketimpangan yang signifikan. 

READ  Opung Luhut Ketemu Bos Tesla, Kaos Oblong Elon Musk Jadi Sorotan 

“Hal itu bisa kita lihat dari pertumbuhan ekonomi dan income perkapita naik tapi kesenjangan sosial melebar,” tambah Wakil Rektor II Kampus Putih UMM itu.

Lebih lanjut, Nazar, sapaan akrabnya mengatakan bahwa untuk menjawab permasalahan-permasalahan pokok itu, perlu adanya langkah konkret. Hal pertama yang patut dilakukan adalah dengan membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dan mampu bersaing. Dibarengi dengan penanaman nilai-nilai serta ruh agama.

READ  Perkara Perusakan Kantor Arema FC Segera Disidangkan, Ini Pesan Kuasa Hukum Tersangka

Tataran tertinggi cita-cita pembangunan SDM adalah straight character building. Kemudian juga harus selaras dengan cita-cita Muhammadiyah sebagai organisasi yang mencerahkan. Menurut Nazar, upaya mencetak SDM unggul bisa dilakukan melalui pendidikan karakter.

“Maka saya rasa pendidikan karakter menjadi sangat krusial. Hal inilah yang menjadi salah satu tugas besar Muhammadiyah dalam rangka mewujudkan peradaban yang berkemajuan. Baik itu di era sekarang maupun nanti,” pungkas Nazar.

Dalam diskusi kebangsaan itu pula, hadir pemateri lain seperti Dr. Nur Subeki, M.T. Ia mengatakan bahwa untuk mewujudkan peran-peran kebangsaan Muhammdiyah, perlu pembisaan untuk terus berkolaborasi. Maka, Muhammadiyah diharapkan mampu memproduksi kader-kader yang bisa membaca perubahan zaman. 

READ  Lagi! Deinas Geley Unggul Dalam Polling Calon Gubernur Papua Tengah

“Ini adalah pekerjaan jangka panjang. Harus ada kolaborasi dari banyak pihak,” ungkapnya.

Adapula Pradana Boy ZTF. MA. P.hD. yang menilai bahwa Muhammadiyah mengemban tugas berat. Salah satunya untuk mengarahkan moderasi berpikir elit penguasa dan masyarakat akar rumput.

“Jadi kita perlu berpikir secara agamis dengan balutan kemanusiaan. Tentu, pemikiran moderat ini penting untuk menjaga keutuhan sosial-masyarakat,” tegasnya.