banner 728x250

Siti Latifah Herawati Diah, Wartawan yang Menghiasi Google Doodle Hari Ini

Siti Latifah Herawati Diah, Tokoh Pers Perempuan Menghiasi Google Doodle. (Foto: google)
banner 120x600
banner 468x60

MALANG – Siti Latifah Herawati Diah, saat ini menjadi perbincangan dan menjadi trending penelusuran di google. Hal ini karena, netizen penasaran dengan kemunculan gambarnya menghiasi Google Doodle, Minggu (03/04/2022).

Dalam Google Doodle tersebut, terlihat 3 gambar Siti Latifah Herawati Diah, yang pertama yakni gambar memakai toga, kedua gambar menggenggam koran dan yang ketiga gambar menulis.

banner 336x280

Setelah ditelusuri, Siti Latifah Herawati Diah adalah sosok jurnalis perempuan kenamaan di Indonesia.

Ia lahir pada tanggal 3 April 1917, tepat 105 tahun yang lalu. Sehingga Google merayakannya dengan menampilkan karikatur di Google Doodle pada hari ini.

READ  MBKM FISIP UB Angkat Potensi Wisata dan Seni Budaya Desa Ngroto Malang

Herawati Diah lahir di Tanjung Pandan, Kepulauan Bangka Belitung. Ia lahir dari pasangan Raden Latip, seorang dokter yang bekerja di Billiton Maatschappij dan Siti Alimah.

Herawati berkesempatan mengecap pendidikan tinggi. Lepas dari Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta, ia bersekolah ke Jepang American High School di Tokyo.

Setelah itu, atas dorongan ibunya, Herawati berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar sosiologi di Barnard College yang berafiliasi dengan Universitas Columbia, New York, dan lulus pada tahun 1941.

Ia pulang ke Indonesia pada 1942 dan kemudian bekerja sebagai wartawan lepas kantor berita United Press International (UPI). Kemudian ia bergabung sebagai penyiar di radio Hosokyoku.

READ  Cegah Penyakit Jantung, Wali Kota Batu Resmikan KJS RIC

Ia menikah dengan Burhanuddin Mohammad Diah (B.M Diah) yang saat itu bekerja di koran Asia Raja. Pada 1 Oktober 1945, B.M. Diah mendirikan Harian Merdeka. Selain tokoh pers nasional, B.M Diah juga merupakan mantan Menteri Penerangan.

Herawati juga terlibat dalam pengembangan harian merdeka tersebut. Pada tahun 1955, Herawati dan suaminya mendirikan The Indonesia Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia. Koran itu diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, tahun 1955.

READ  Klinik STIKES Banyuwangi Punya Holistic Care Syar'iyyah

The Indonesian Observer bertahan hingga tahun 2001, sedangkan koran Merdeka berganti tangan pada akhir tahun 1999.

Di usianya yang sudah senja, Herawati masih aktif menekuni hobinya bermain bridge dua kali seminggu. Bahkan, ia masih mengikuti turnamen bridge. Ia mengatakan, dengan bermain bridge, kemampuan otak akan terus terasah dan mencegah kepikunan.

Herawati Diah meninggal pada tanggal 30 September 2016 di RS Medistra Jakarta, karena usia yang sudah sepuh dan mengalami pengentalan darah. Ia dimakamkan di TMP Kalibata di samping makam suaminya, B.M. Diah.